Friedrich Silaban Putra Batak Arsitek perancang Masjid Istiqlal

Friedrich Silaban Putra Batak Arsitek perancang Masjid Istiqlal

Friedrich Silaban dipilih oleh Presiden Soekarno untuk merancang Masjid Istiqlal.

Friedrich Silaban Putra Batak Arsitek perancang Masjid Istiqlal

Awalnya, Presiden Soekarno mengadakan sayembara arsitek Masjid Istiqlal pada tahun 1955.

Ia merupakan seorang WNI yang menganut Kristen Prostestan.

Panogu Silaban, putra Friedrich Silaban menceritakan hubungan dekat ayahnya dengan Presiden Soekarno.

Suatu hari, Presiden Soekarno meminta Friedrich Silaban untuk berpartisipasi dalam sayembara itu.

Panogu Silaban mengatakan, ayahnya sering mengikuti sayembara arsitek dengan menggunakan nama samaran moto.

Ia menceritakan, Friedrich Silaban pernah menggunakan nama samaran “Bhinneka Tunggal Ika” dan “Kemakmuran”.

Ketika merancang Masjid Istiqlal, Friedrich Silaban menggunakan nama samaran “Ketuhanan.”

Profil Singkat Friedrich Silaban

Dalam sebuah penelitian berjudul Kontribusi Friederich Silaban dalam merancang arsitektur masjid Istiqlal di Jakarta tahun 1961-1965 oleh Hasbi yasyalloh, dituliskan riwayat Friedrich Silaban.

Friedrich Silaban Putra Batak Arsitek perancang Masjid Istiqlal

Friederich Silaban lahir dari keluarga petani pada tanggal 16 desember 1912 di Bonandolok, Tapanuli, Sumatera Utara.

Ia adalah putra dari pasangan Sintua Jonas Silaban dan Noria Boru Simamora.

“Sintua” adalah sebutan bagi seseorang yang dituakan atau anggota majlis jamaah digereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).

Meskipun lahir dari keluarga petani, keluarganya sangat terpandang di lingkungan masyarakat setempat.

Karya Friederich Silaban

Friederich Silaban dikenal dengan julukan “Dengan rahmat Tuhan”. Friederich Silaban berhasil membangun masjid yang kuat dan monumental.

Desain masjidnya yang terkenal adalah masjid Istiqlal.

Masjid Istiqlal didesain sebagai masjid dengan kubah setengah lingkaran. Masjid ini merupakan tonggak penting dalam proses kemerdekaan antara Indonesia dan umat Islam.

Selain Masjid Istiqlal sebagai karya arsitekturnya, terdapat karya arsitektur lainnya seperti Monumen Nasional, Proyek Stadion Gelora Bung Karno dan masih banyak lagi.

Pembangunan Masjid Istiqlal dilatar belakangi oleh adanya ide pembangunan masjid, tepatnya setelah lima tahun Indonesia merdeka oleh para ulama dan tokoh islam.

Mereka mengatakan ingin membuat masjid yang tahan lama hingga beratus-ratus tahun di pusat Ibukota negara.

Kontribusi Friederich Silaban terhadap rancangan masjid Istiqlal terlihat pada bagaimana dia mengkondisikan dengan iklim di Indonesia yaitu panas dan hujan.

Friederich Silaban juga mempertimbangkan arah mata angin, mempelajari syariat islam dengan mengkaitkan simbol kemerdekaan Republik Indonesia.

Gaya arsitektur masjid Istiqlal karya Friederich Silaban konsisten dengan arsitektur Islam modern internasional.

Arsitektur modern ini menggunakan bentuk geometris sederhana seperti kubus dan bujur sangkar, dan kubahnya berbentuk bulat.

Dalam ukuran besar yang memberikan kesan berwibawa dan monumental.

Selain itu, bahannya juga kokoh, netral, simple dan minimalis, yaitu menggunakan marmer putih serta baja karat (stainless steel).

Pembangunan Masjid Istiqlal

Pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951, dikutip dari Kemdikbud.

Arsitek Masjid Istiqlal adalah Friederich Silaban, seorang Kristen Protestan.

Masjid Istiqlal selesai dibangun pada tanggal 24 Agustus 1961, dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam.(tribunnews)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Friedrich Silaban Putra Batak Arsitek perancang Masjid Istiqlal"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel