Kisah kisah dibalik Hari Raya Idul Adha


Selamat Hari Raya Idul Adha 1440H / 2019 M


Menjelang hari raya idul adha tanggal 10 bulan Dzulhijah yang sebentar lagi akan tiba, atau dalam penanggalan umum nasional di negara kita Indonesia menjadi 11 Agustus 2019 M.
Apakah yang anda rasakan selama hidup di negara yang kental dengan budaya dan ritual agamisnya ini?
Takbiran? Lontong sayur? Opor Ayam? Penyembelihan Qurban?
Berdasarkan kisah dari tausiyah pengajian dari almarhum Kiyai Haji Zainuddin MZ, ulama yang tenar semasa tahun 90 an dan menjadi idola di masa kecil saya, berikut adalah kisah dibalik perayaan Hari Raya Idul Adha :

Kisah penyembelihan Kurban

Diceritakan bahwa Nabi Ibrahim AS adalah seorang nabi dan hamba Allah SWT yang sholeh, beliau sudah menikah dan selama bertahun-tahun namun tidak kunjung memiliki anak.
Namun hal tersebut tidaklah menyurutkan ketaatannya kepada Sang Maha Kuasa.
Selain rajin beribadah, beliau adalah orang yang dermawan yang setiap kali senantiasa menyedekahkan hartanya untuk kepada orang lain.
Seperti menyembelih hewan ternak miliknya untuk dibagi bagikan, sehingga banyak masyarakat yang memuji akan kemurahan hatinya.

Namun Nabi Ibrahim AS juga memiliki sisi manusiawi, sehingga ketika banyak orang yang memujinya hatinya juga ikut terbawa suasana.
Akhirnya terucaplah "jangankan harta, jika Allah SWT meminta anak saya pun akan saya korbankan untuk Allah SWT.
Hal ini terucap karena saat itu sang Nabi tidak memiliki keturunan, dan ucapan itu juga tidak disengaja karena terbawa suasana di masyarakat.
Ibarat kata kita yang tidak punya motor akan dengan mudah berkata "seandainya saya punya motor, akan saya boncengin siapapun yang butuh di jalan", namun ketika kita benar-benar sudah memiliki bisa jadi akan berbeda pula apa yang kita rasakan.

Waktu pun berlalu ...
Nabi Ibrahim dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail, anak tersebut lucu, baik dan sholeh. Nabi Ibrahim kian bertambah rasa syukur kepada Allah SWT.

Suatu ketika turun perintah dari Allah SWT melalui mimpi, bahwa beliau diminta untuk menyembelih putra kesayangannya.
Rasa tidak percaya, namun mimpi itu hadir berulang kali.
Saat itu beliau sudah lupa dengan perkataannya yang dulu.
Akhirnya Nabi Ibrahim AS yakin dengan perintah Allah SWT tersebut dan berniat untuk malaksanakannya.

Kemudian, syetan pun bertindak untuk menggoda supaya perintah Allah tersebut gagal dilaksanakan.
Didatanginya Ismail kecil dan kemudian diberitahu bahwa dirinya akan disembelih sebagai tindakan untuk menjalankan perintah Tuhannya.
Syetan menyangka bahwa anak kecil akan takut dengan kabar tersebut, namun syetan harus kecewa karena Ismail adalah anak yang taat kepada perintah Allah.
Ismail ternyata sudah siap dan ikhlas jika harus disembelih karena untuk menjalankan perintah Allah SWT.

Pada hari yang ditentukan, Nabi Ibrahim mengajak Ismail untuk ke suatu tempat guna menjalankan perintah penyembelihan.
Terlebih dahulu diceritakan oleh Nabi Ibrahim mengenai perintah Allah tersebut, Ismail menyetujuinya.
Sungguh anak sholeh yang taat kepada Allah SWT, anak idaman bagi semua orang tua di muka bumi. Kita sebagai orang tua pun berharap dan berdoa supaya anak-anak kita memiliki akhlak seperti Ismail AS.

Kemudian ternyata syetan belum menyerah, didatanginya istri Nabi.
Biasanya seorang ibu sangat sayang kepada anak dan kemungkinan besar akan menentang tindakan penyembelihan ini.
Sekali lagi percobaan tersebut gagal, istri Nabi Ibrahim yang merupakan ibu dari Ismail ternyata mendukung perintah Allah tersebut.
Bahkan jika Allah SWT menghendaki, dirinya pun siap untuk disembelih pula.
Syetan menyerah dengan ketaatan seluruh keluarga Nabi Ibrahim AS.

Akhirnya Nabi Ibrahim siap untuk melaksanakan penyembelihan dengan ucapan takbir yang dijawab oleh Nabi Ismail kecil, dan gabungan bacaan keduanya menjadi bacaan takbir hingga saat ini.
Sebelum pisau menyembelih, datanglah malaikat yang membawakan hewansembelihan yang besar sebagai pengganti Ismail.
Demikian ujian dari Allah SWT untuk hamba yang dicintainya yaitu Nabi Ibrahim.

Hikmah ketaatan kepada Allah SWT dari Nabi Ibrahim AS dan keluarganya, rahmat dan barokah Allah SWT senantiasa tercurahkan kepada mereka.

Hikmah lain adalah, jika kita sedang dalam kondisi tertentu janganlah terbawa suasana untuk berkata atau berjanji tentang mengorbankan sesuatu yang menurut kita mudah pada saat kondisi kita tidak memilikinya.

Wallahu alam bisshowab.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kisah kisah dibalik Hari Raya Idul Adha"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel